Selasa, 31 Januari 2012

Neraca dengan Timor Leste Mengalami Surplus

Jakarta, Kompas - Hubungan perdagangan Indonesia dengan Timor Leste terus menunjukkan tren positif. Sejak tahun 2006, neraca perdagangan kedua negara terus naik dan Indonesia mendapatkan posisi surplus. Untuk memantapkan hubungan dagang, keduanya bersepakat meningkatkan kerja sama fasilitasi perdagangan di wilayah perbatasan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perdagangan Indonesia-Timor Leste pada tahun 2010 tercatat 176 juta dollar AS. Meski nilainya masih kecil, trennya terus naik. Selama Januari-Mei, neraca perdagangan keduanya sebesar 87,9 juta dollar AS, atau naik 39,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2010. Selama periode tersebut nilai impor tercatat 123.000 dollar AS, sementara nilai ekspor sebesar 654.000 dollar atau naik 430 persen.
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa (23/8) di Jakarta, komoditas ekspor utama Indonesia ke Timor Leste, antara lain mi instan, tembakau dan rokok, semen, dan air mineral. Untuk komoditas impor meliputi kerbau dan hewan ternak lainnya, kayu meranti, kopra, serta pasir.
Mari mengatakan, untuk menaikkan eskalasi kerja sama perdagangan, pihaknya pekan lalu telah menandatangani Letter of Intent on Border Trade in Regulated Market. Berdasarkan letter of intent tersebut, kedua negara sepakat untuk memfasilitasi kebutuhan penduduk perbatasan dengan memanfaatkan pasar di wilayah perbatasan, mengoptimalkan penggunaan Pas Lintas Batas, melaksanakan diseminasi informasi pasar perbatasan, dan secara rutin memonitor efektivitas pasar perbatasan. Pas Lintas Batas bagi warga Indonesia dan Timor Leste di sepanjang garis perbatasan kedua negara secara resmi diberlakukan pada Juli 2010. (ENY) Jakarta, Kompas - Hubungan perdagangan Indonesia dengan Timor Leste terus menunjukkan tren positif. Sejak tahun 2006, neraca perdagangan kedua negara terus naik dan Indonesia mendapatkan posisi surplus. Untuk memantapkan hubungan dagang, keduanya bersepakat meningkatkan kerja sama fasilitasi perdagangan di wilayah perbatasan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perdagangan Indonesia-Timor Leste pada tahun 2010 tercatat 176 juta dollar AS. Meski nilainya masih kecil, trennya terus naik. Selama Januari-Mei, neraca perdagangan keduanya sebesar 87,9 juta dollar AS, atau naik 39,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2010. Selama periode tersebut nilai impor tercatat 123.000 dollar AS, sementara nilai ekspor sebesar 654.000 dollar atau naik 430 persen. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa (23/8) di Jakarta, komoditas ekspor utama Indonesia ke Timor Leste, antara lain mi instan, tembakau dan rokok, semen, dan air mineral. Untuk komoditas impor meliputi kerbau dan hewan ternak lainnya, kayu meranti, kopra, serta pasir. Mari mengatakan, untuk menaikkan eskalasi kerja sama perdagangan, pihaknya pekan lalu telah menandatangani Letter of Intent on Border Trade in Regulated Market. Berdasarkan letter of intent tersebut, kedua negara sepakat untuk memfasilitasi kebutuhan penduduk perbatasan dengan memanfaatkan pasar di wilayah perbatasan, mengoptimalkan penggunaan Pas Lintas Batas, melaksanakan diseminasi informasi pasar perbatasan, dan secara rutin memonitor efektivitas pasar perbatasan. Pas Lintas Batas bagi warga Indonesia dan Timor Leste di sepanjang garis perbatasan kedua negara secara resmi diberlakukan pada Juli 2010. (ENY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar