Minggu, 18 November 2012

Pertamina-Timor GAP Duet di Bumi Lorosae

Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Timor Gas E Petroleo, National Oil Company di Democratic Repbulic of Timur Leste, telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan bisnis bersama di sektor minyak dan gas bumi (migas) di Bumi Lorosae, Timor Leste.

Penandatangan nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan President dan CEO Timor Gas E Petroleo Francisco dan Costa Monteiro di Jakarta, Jumat (15/6/2012).

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, lingkup rencana kerja sama antara kedua belah pihak akan mencakup keseluruhan sektor bisnis minyak dan gas bumi, baik hulu, gas, pengolahan, pemasaran maupun untuk pengembangan SDM. Rencana kerja sama untuk sektor hulu dan pengolahan akan bersifat jangka panjang.

Adapun, tutur Karen, untuk sektor pemasaran persiapan rencana kerja sama akan dituntaskan dalam waktu dekat. Beberapa hal yang segera ditindaklanjuti dalam kerja sama tersebut meliputi pembangunan SPBU, pasokan BBM untuk Timor Leste, dan peluang kerja sama di sektor hilir lainnya.

Ia menjelaskan, setelah penandatanganan MoU, rencananya akan dilaksanakan studi bersama antara Pertamina dengan Timor GAP dalam bentuk working group terkait rencana kerja sama bisnis yang akan dilakukan. Pertamina dan Timor GAP akan segera membentuk suatu badan kerja sama bisnis yang akan menjadi model contoh overseas business Pertamina.

"Pertamina saat ini merupakan market leader di Timor Leste, terutama untuk bisnis hilir seperti BBM retail dan industri, avtur, LPG, dan pelumas. Untuk itu, kami sangat berkeinginan untuk mempererat kerja sama antara Pertamina dan Timor GAP, yang dengan itu akan semakin memperkokoh keberadaan Pertamina di Timor Leste," kata Karen.

Penandatanganan kerja sama yang dilakukan perseroan menggandeng Timor GAP dalam bisnis minyak dan gas bumi di Timor Leste, merupakan bentuk kepatuhan perusahaan terhadap regulasi setempat, di mana negara tersebut telah menerapkan UU Downstream Democratic Republic of Timor Leste (RDTL) Decree Law No 1/2012 pada 1 Februari 2012.

Melalui UU tersebut, pada article 9 diatur bahwa pelaku bisnis yang melaksanakan kegiatan usaha migas harus merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum RDTL. Selain itu, regulasi tersebut menetapkan kewajiban adanya participating interest oleh perusahaan lokal minimal 5%.

"Bisnis Pertamina di Timor Leste akan dijadikan sebagai sebuah model contoh overseas business Pertamina," ungkapnya.
http://www.centroone.com/news/2012/06/2ss/pertamina-timor-gap-duet-di-bumi-lorosae/printpage

Timor leste

Airports in Timor-Leste

 

Kamis, 01 November 2012

Kembali ke Index Topik Pilihan Kemenangan Matan Ruak Bukti Kecerdasan Xanana

emerhati masalah Timor Leste dari "East Timorese Indonesia Citizen Association" (ETICA) Florencio Mario Vieira mengatakan kemenangan Taur Matan Ruak dalam putaran kedua pemilihan presiden Timor Leste, Senin (16/4/2012), merupakan bukti kecerdasan Xanana Gusmao dalam membangun komunikasi politik.
"Dari sekitar empat ratus ribu suara yang telah dihitung hingga Selasa dini hari, mantan Panglima Angkatan Perang Timor Leste (FDTL) itu menang telak di 11 distrik, kecuali Viqueque dan Baucau, sedang saingannya Fransisco Guterres atau Lu-Olo menang tipis. Ini bukti kecerdasan Xanana dalam membangun komunikasi politik di Timor Leste," kata Mario kepada Antara dari Dili, Selasa (17/4/2012).
Dari total suara yang dihitung, pria  yang dilahirkan dengan nama Jose Maria de Casconselhos di Baguia, Distrik Baucau pada 10 Oktober 1956 itu meraih 235.299 suara atau sekitar 58,82 persen dari total 400.000 suara yang dihitung.
Sementara rival politik Taur yang sama-sama dari Partai Fretilin (Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente), Lu-Olo yang juga Ketua Partai Fretilin dan mantan Ketua Parlemen Timor Leste 2002-2007 baru mengumpulkan 155.518 suara atau sekitar 38,87 persen dari total surat suara yang telah dihitung.

Warga Eks Timor Leste Dukung Kemenangan Taur Matan Ruak

Kemenangan salah satu kandidat calon presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak pada pemilihan putaran kedua, Senin (16/4/2012) kemarin, bukan hanya disambut gembira oleh pendukung dan warga Timor Leste saja, tetapi juga mendapat sambutan hangat dari Eks warga Timor Leste yang memilih menjadi warga negara Indonesia pada tahun 1999 silam.
"Profisiat buat saudaraku Taun Matan Ruak, atas kemenangan pada pemilihan presiden Timor Leste tahun 2012 ini. Karena itu harapan saya sebagai warga eks Timor Leste yang kini memilih Indonesia sebagai negara saya, agar Taur Matan Ruak membuat semacam rekonsiliasi kembali tanpa syarat bagi orang Timor Leste, baik orang Timor Leste kelahiran Timor Leste yang sekarang menetap di Timor Leste, maupun orang Indonesia kelahiran Timor Leste, supaya kalau bisa ke depan bisa membangun Timor Leste dengan baik. Jangan lagi ada konflik kepentingan antara, Ramos Horta, Xanana Gusmao, Fransisko Lu Olo Guteres dan Taur Matan Ruak sendiri," jelas Miguel Atibau, salah satu tokoh masyarakat asal Timor Leste di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, Selasa (17/4/2012).
Menurut Atibau, kemenangan Taun Matan Ruak tersebut adalah juga karena dukungan yang besar dari Partai Congresu Nacional Reconstrusaun Timorense (CNRT) dengan pimpinannya Xanana Gusmao, yang merupakan bapak bangsa dan menjadi tokoh yang sangat dihormati di negeri matahari terbit itu. "Selain dukungan dari Xanana, Matan Ruak juga adalah salah satu tokoh penting di Timor Leste karena jabatan terakhirnya adalah panglima tentara nasional demokratik Timor Leste," kata Atibau.
"Fransisko Lu Olo Guteres dan Mari

PERKEMBANGAN TIMOR-LESTE

RIEN Kuntari, wartawan Kompas, adalah salah seorang Indonesia yang mempunyai akses sangat luas di Timor Leste. Ia adalah satu-satunya wartawan Indonesia yang bisa tidur di kemah Taur Matanruak, kini Panglima FDTL/ETDF (Angkatan Beladiri Timor Leste), ketika mewawancarainya di saat-saat terakhir yang amat kritis menjelang Referendum 1999.
Untuk mewawancara Taur Matanruak, Rien harus berjalan kaki puluhan kilometer di hutan, yang menjadi pangkalan gerilya Fretilin di pegunungan yang menghadap ke Lautan Pasifik Selatan. Demikian dekat Rien dengan sejumlah petinggi di Timor Leste sekarang ini, sehingga menurut seorang kepercayaan Xanana, Presiden Timor Leste itu menyebut Rien dengan ”orang kita.”
Maka, hari Minggu 28 April lalu saya setengah terkejut ketika membaca laporan Rien yang begitu trenyuh, bernada kepedihan, ketika Rien berkisah tentang Timor Leste yang baru saja dikunjunginya untuk meliput pemilihan presiden. Tetapi Rien benar bahwa ia tidak sendirian. Boleh dibilang semua orang Indonesia yang mengunjungi Timor Leste kini, pernah terserang sindrom seperti itu. Perpisahan, kapan pun, di mana pun, dan karena sebab apa pun, selalu pedih. Apalagi kalau perpisahan itu sempat diwarnai hati yang terluka di antara kedua pihak.
Namun sebetulnya, Rien juga pasti mengetahui, perpisahan itu adalah jalan terbaik bukan hanya untuk Timor Leste, tetapi juga bagi Indonesia. Tanpa persoalan Timor Leste, kini diplomasi luar negeri Indonesia menjadi sangat leluasa dan tanpa beban dalam merebut kembali citra Indonesia sebagai salah satu pemimpin besar, baik di kawasan ini maupun secara global. Rencana kunjungan Presiden Megawati ke Dili dalam rangka perayaan kemerdekaan Timor Leste 20 Mei besuk—rencana yang menjadi salah satu topik paling hangat di Dili—akan menjadi tonggak yang luar biasa dalam membangun citra baru tersebut.
Apalagi jika kelak Indonesia bisa dengan elegan keluar dari stigma Timor Leste yang selama ini cukup menghambat pemulihan hubungan yang pernah sangat indah dengan Australia. Megawati mempunyai peluang sangat bersejarah dalam upaya pemulihan ini, sehingga dua bangsa besar, Indonesia dan Australia, dapat kembali bersama-sama menjadi pilar penyangga perdamaian di Pasifik Selatan, salah satu kawasan terdamai di dunia saat ini.
”Winning game”
Peluang kita untuk mengubah Timor Leste dari losing game menjadi winning game, juga secara nyata bisa diperoleh di dunia bisnis. Ambil contoh apa yang terjadi hampir dua tahun terakhir ini. Sebelum Referendum 1999, setiap tahun APBN harus mengalokasikan ekivalen sekitar Rp 1 trilyun untuk pembangunan Timor Leste. Belum lagi dana nonbudgeter yang dikendalikan langsung militer, serta nyawa-nyawa yang boleh dibilang setiap pekan berguguran di sana.
Lalu, apa yang terjadi kini? Ambil contoh penerbangan Merpati. Sejak akhir tahun 1999, Merpati yang kini menerbangi Denpasar-Dili tujuh kali seminggu sebagai salah satu jalur tergemuk, sedikitnya telah mengantungi sekitar 50 juta dollar AS (Rp 470 milyar) dari jasa angkutan orang dan barang. Belum lagi pariwisata di Bali yang menikmati tamu dari Dili setiap akhir pekan.
Pertamina juga pesta dollar. Dulu, Pertamina harus menjual premium dan lain-lain di Dili dengan harga subsidi seperti di Jakarta. Kini Pertamina menjualnya di Dili dengan harga 2-3 kali lipat. Jika konsumsi rata-rata BBM di Timor Leste adalah 20.000 - 30.000 ton per bulan, kita tinggal hitung saja berapa keuntungan Pertamina sejak akhir tahun 1999 hingga sekarang.
Telkom dulu harus mensubsidi operasinya. Kini, Telkom ongkang-ongkang kaki tinggal menerima hasil sewa operasi peralatannya oleh Telstra, telkomnya Australia yang kini berkiprah di Timor Leste. Industri dan perdagangan di Surabaya pun menikmati rezeki lumayan, karena walaupun sudah mulai mendapat saingan dari Thailand dan Cina, praktis hampir semua kebutuhan sembako, elektronik, bangunan, bahan baku industri, kertas, dan alat tulis masih didatangkan dari Surabaya.
Kalau saja tidak ada penempatan kekuatan militer yang begitu mencolok di perbatasan Timor Leste dan Timor Barat, arus barang dari Surabaya ke Dili itu pasti akan jauh lebih cepat dan jauh lebih besar. Selama perbatasan ditutup, arus barang dari Surabaya harus menempuh perjalanan laut dua-tiga minggu untuk sampai ke Dili, padahal jika melalui jalan darat dan feri hanya empat-lima hari.
Arus barang ini juga bisa memberikan trickle down effect yang besar bagi masyarakat sepanjang rute darat Surabaya-Dili itu ketika melewati NTT. Kehadiran militer dengan skala besar di perbatasan Timor Leste dan Timor Barat juga menghilangkan kesempatan tumbuhnya ekonomi rakyat setempat. Harga komoditas pertanian di Timor Barat (orang Timor Leste menyebutnya dengan Timor Loromanu), rata-rata hanya sekitar 30-50 persen dari Timor Leste yang berekonomi dollar (kecuali beras yang belakangan ini dibanjiri Vietnam). Andaikata terjadi transaksi bebas di perbatasan, betapa untungnya masyarakat Timor Barat.
Begitu besar potensi perdagangan di perbatasan ini sehingga ekonom Faisal Basri ketika bertemu dengan mitranya, sejumlah ekonom muda Timor Leste, Joao Saldanha dan kawan-kawan dari East Timor Study Group di Dili tahun lalu, pernah secara panjang lebar dan antusias mendiskusikan kemungkinan membentuk semacam free economic zone di perbatasan Timor Leste dan Timor Barat. Gagasan ini kemudian ditangkap oleh Pemda NTT meskipun hingga kini tetap tinggal sebatas wacana.
Timor Leste juga membutuhkan ribuan guru, perawat, dan dokter bahkan teknisi dengan gaji sedikitnya Rp 3-5 juta per bulan di luar dokter.  Timor Leste dengan penduduk satu juta orang memang bukan pasar berskala besar. Tetapi sebagai negara baru, Timor Leste mendapat kemudahan ekspor dengan bebas bea masuk ke Amerika Serikat untuk 49 jenis hasil industri dan komoditas pertanian jika berlabel made in Timor Leste. Belum lagi akses pasar sejenis ke Uni Eropa, baik secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui Portugal.
Sehubungan dengan peluang ini, Penasihat Kadin Timor Leste (ASSET) Manuel Carascalao yang beristrikan wanita Makassar, serta Ketua ASSET Oscar Lima berulang kali mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Timor Leste dengan investasi minimal 50.000 100.000 dollar AS dan kemungkinan kemudahan jalur pintas untuk mendapatkan status permanent resident (penduduk tetap). Oscar bahkan membuka pula kemungkinan industri komponen low end-nya di Kupang, sedangkan high end termasuk pengepakannya untuk ekspor dibuat di Timor Leste.

Ekonomi jasa
Timor Leste sekarang ini memang tidak lebih dari sebuah negara baru dengan persoalan kemiskinan dan berbagai persoalan lainnya yang kompleks sebagaimana yang dikisahkan Rien Kuntari. SDM-nya pun masih sangat terbatas untuk menjadi sebuah kekuatan perubahan meloncat bagi Timor Leste. Bagi cukup banyak orang Timor Leste sendiri, potret kemiskinan dan keterbelakangan ini bahkan sempat menjadi keputusasaan dan kepasrahan.
Sebagai saudara tua yang pernah seperempat abad mengangkangi Timor Leste, sebetulnya kita tidak bisa mencuci tangan dengan realitas yang dikisahkan Rien Kuntari tersebut. Kemiskinan dan buruknya mutu SDM itu adalah sisa-sisa ”peradaban buruk” yang kita bawa ke sana, termasuk soal KKN, premanisme, kekerasan, dan ketidakpatuhan pada hukum.
Namun, Timor Leste yang kini miskin, terkebelakang, dan penuh persoalan, boleh jadi adalah Timor Leste yang jauh lebih beruntung dibandingkan Indonesia tahun 1945, bahkan bisa juga dari Indonesia yang kini terperangkap dalam ketidakmenentuan arah reformasi, termasuk reformasi hukum dan politik.
Panglima FDTL Brigjen Taur Matanruak telah berulangkali secara tegas menyatakan bahwa doktrin militer Timor Leste akan selalu dan tetap tunduk pada legitimasi pemerintahan sipil. Ini membuat persoalan sangat pelik yang dihadapi Indonesia dengan ambivalensinya soal TNI serta segala dampak negatifnya pada hambatan reformasi hukum dan politik nasional, tidak akan dialami oleh Timor Leste.
FDTL juga sejak awal menegaskan tidak akan menggunakan sistem teritorial dan akan tetap mempertahankan jumlah kecil walaupun kelak ekonomi minyak akan membanjiri Timor Leste dengan dollar. Ini karena FDTL percaya bahwa polisi lebih dibutuhkan rakyat bahwa diplomasi adalah survival policy yang terbaik bagi Timor Leste, dan bahwa kemakmuran serta keadilan otomatis akan membuat rakyat loyal pada negaranya.
Dalam bidang ekonomi pun, disiplin fiskal yang selama dua tahun ini dengan ketat diberlakukan di Timor Leste—antara lain melalui tidak adanya subsidi beras dan BBM, serta bea masuk yang ketat di sebuah ekonomi yang penyelundupannya sangat minim—memang sempat menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi rakyat, terutama dari sudut efek inflatoir-nya.
Disiplin fiskal ini tidak saja akan membuat fundamental ekonomi Timor Leste kokoh sejak dini, tetapi juga secara nyata telah memberikan penerimaan yang secara relatif cukup kuat bagi pemerintah untuk mulai membangun.  Model ini juga akan sangat meminimalkan manipulasi populis oleh para politisi partai besar di Timor Leste merdeka nanti, karena sejak sangat dini kultur kesadaran pajak akan mengontrol perilaku pejabat pemerintah/birokrasi. Apalagi dengan diberlakukannya mata uang dollar AS sebagai mata uang resmi Timor Leste, maka dollarisasi moneter dan ekonominya akan menuntut Timor Leste bisa survive dengan efisiensi ekonomi yang terus semakin baik, termasuk disiplin fiskalnya.
Dalam konteks itulah, dimotori oleh sejumlah ekonom muda lulusan AS-Australia-Selandia Baru dan Indonesia, Joao Saldanha dan kawan-kawan dari East Timor Study Group di Dili yang umumnya apolitik, kini sedang terjadi perdebatan besar di Timor Leste mengenai model ekonominya ke depan, terutama dengan bakal datangnya ekonomi migas tahun 2005.
Sejak dini, East Timor Study Group sudah mewanti-wanti tentang ancaman Dutch Disease—paradoks melemahnya pertumbuhan ekonomi akibat ketergantungan yang terlalu besar pada satu jenis komoditas, misalnya minyak bumi—dan mengimbau pemerintahan Xanana - Alkatiri untuk segera menyusun sebuah blue print ekonomi Lorosae dengan ancang-ancang pascaminyak bumi tahun 2025, terutama dalam pembangunan infrastruktur dan pembangunan pendidikan, maupun mempersiapkan sebuah model ekonomi alternatif sejak awal.
Dengan asumsi bahwa cadangan migas Timor Leste akan habis dalam 20 tahun, maka jika penerimaan royalti migas Timor Leste sekitar 3 milyar dollar AS per tahun mulai tahun 2005 (sekitar Rp 3 trilyun untuk negara dengan penduduk kurang dari 1 juta orang, atau rasio fiskal Rp 3 juta per penduduk per tahun), maka selambat-lambatnya tahun 2025 ekonomi Timor Leste harus sudah mampu melepaskan diri dari ekonomi migas.
Prof Stephanie Fahey dari Institut Riset Asia-Pasifik di Universitas Sydney dalam salah satu kertas kerjanya tentang Timor Leste, meski tidak menolak intensifikasi ekonomi agraris yang disebutnya biasanya penuh dengan subsisdi terselubung, begitu pula ekonomi ekspor semacam industri di Taiwan yang bisa berdampak pada lingkungan, tetap lebih cenderung menawarkan apa yang disebutnya rentier economy atau ekonomi jasa bagi Timor Leste.
Dengan panjang lebar ia menguraikan potensi ekonomi jasa bagi Timor Leste, mulai dari yang konvensional seperti turisme, kasino, pangkalan militer, bendera kapal antarbenua, fasilitas transito, persinggahan yacht, pendidikan tinggi yang berkualitas dan lain-lain, sampai ke yang spesifik seperti fasilitas bebas pajak untuk perbankan dan lembaga keuangan, telekomunikasi berbasis satelit, bunker pergudangan, fasilitas pengolahan dan daur ulang sampah, serta berbagai outsourcing jasa dari Australia, Singapura, dan Eropa.
Model ekonomi seperti ini pun, menurut ekonom lainnya, akan menghindarkan Timor Leste dari penyakit otoriter rezim minyak bumi yang hadir di hampir semua negara yang eknominya didominasi penerimaan migas. Hanya, model ekonomi sebagaimana yang diimpikan Stephanie bagi Timor Leste itu, tentu membutuhkan infrastruktur yang prima, SDM yang unggul, hukum yang disiplin, dan pemerintahan yang sangat stabil. Tetapi jika Pemerintah Timor Leste secara sungguh-sungguh mendengar peringatan East Timor Study Group sejak dini, 20 tahun ekonomi migas adalah waktu yang sangat cukup untuk membangun infrastruktur ekonomi yang benar-benar kuat tersebut, dan mencetak SDM yang diperlukan untuk model rentier economy itu.
Dalam bidang SDM untuk model rentier economy pun, sebetulnya Timor Leste tidak separah yang diperkirakan. Sekarang ini terdapat sekitar 50.000 Timor diaspora yang tersebar di seluruh dunia, di Eropa, Amerika, Australia, dan Indonesia. Di Eropa, Amerika, dan Australia, sebagian besar dari mereka adalah profesional dari tingkat paling bawah sampai manajemen puncak.
Segelintir dari mereka ini sudah kembali ke Timor Leste. Tetapi sebagian besar dari mereka ini masih menunggu bagaimana perkembangan Timor Leste yang merdeka di bawah Presiden Xanana. Jika Timor Leste yang baru ini mampu tumbuh stabil, terutama tidak terseret pada rivalitas terselubung Xanana vs Marie Alkatiri yang seharusnya menjadi Dwitunggal, arus masuk keahlian dan modal dari Timor diaspora ini akan menjadi kekuatan ekonomi yang dahsyat bagi masa depan Timor Leste.
Apalagi jika pemerintahan yang stabil itu dapat memungkinkan penerimaan dari sekuritisasi migas (menerima pembayaran royalti migas lebih dulu dengan penerimaan yang didiskon) sehingga penerimaannya bisa dipercepat menjadi langsung mulai tahun 2002 ini dengan premium risk serendah mungkin, maka potret Timor Leste yang ekonominya ultra-modern ala Stephanie itu tentu kapan-kapan masih akan bisa dilihat oleh Rien Kuntari. (Valens Doy, wartawan)http://www.taurmatanruak.com/categoryblog/98-perkembangan-timor-leste.html

Sabtu, 16 Juni 2012

Jasad-di-Kuburan-Massal

KUPANG--MICOM: Pemerintah Timor Leste akan mengumumkan identitas 13 jasad yang ditemukan dikubur massal dalam satu lubang di taman kantor Perdana Menteri Xanana Gusmao.

Jasad yang ditemukan pada Senin (11/6) itu saat ini sedang diautopsi untuk mengetahui identitas mereka.

Konsul Timor Leste untuk Indonesia di Kupang Felisiano da Costa mengatakan salah satu jasad yang dikabarkan legenda tinju Thomas Americo belum dipastikan kebenarannya. "Kami tunggu outopsi forensik yang akan diumumkan pemerintah," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (14/6).

Sebanyak 13 jasad itu ditemukan para teknisi dari perusahaan konstruksi air Bantuan Tenaga Kerja Group saat menggali tanah untuk mengubur pipa air mancur. Pemerintah negara itu menduga jasad tersebut adalah korban pembantaian saat pengumuman kemerdekaan Timor Leste pada 1999. Pekerja menemukan jasad tersebut pada lubang berukuran 2 x 1,5 meter. (PO/OL-01)

Advertisement
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/14/326293/39/6/Timor-Leste-segera-Umumkan-Identitas-Jasad-di-Kuburan-Massal

Minggu, 03 Juni 2012

Luar biasa

Operasi Seroja adalah sandi untuk invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur. Selain itu, serbuan Indonesia ke Timor Timur juga karena adanya kehendak dari sebagian rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan Indonesia atas alasan etnik dan sejarah.
Angkatan Darat Indonesia mulai menyebrangi perbatasan dekat Atambua tanggal 17 Desember 1975 yang menandai awal Operasi Seroja. Sebelumnya, pesawat-pesawat Angkatan Udara RI sudah kerap menyatroni wilayah Timor Timur dan artileri Indonesia sudah sering menyapu wilayah Timor Timur. Kontak langsung pasukan Infantri dengan Fretilin pertama kali terjadi di Suai, 27 Desember 1975. Pertempuran terdahsyat terjadi di Baucau pada 18-29 September 1976. Walaupun TNI telah berhasil memasuki Dili pada awal Februari 1976, namun banyak pertempuran-pertempuran kecil maupun besar yang terjadi di seluruh pelosok Timor Timur antara Fretilin melawan pasukan TNI. Dalam pertempuran terakhir di Lospalos 1978, Fretilin mengalami kekalahan telak dan 3.000 pasukannya menyerah setelah dikepung oleh TNI berhari-hari. Operasi Seroja berakhir sepenuhnya pada tahun 1978 dengan hasil kekalahan Fretilin dan pengintegrasian Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Selama operasi ini berlangsung, arus pengungsian warga Timor Timur ke wilayah Indonesia mencapai angka 100.000 orang. Korban berjatuhan dari pihak militer dan sipil. Warga sipil banyak digunakan sebagai tameng hidup oleh Fretilin sehingga korban yang berjatuhan dari sipil pun cukup banyak. Pihak Indonesia juga dituding sering melakukan pembantaian pada anggota Fretilin yang tertangkap selama Operasi Seroja berlangsung.
————–
Invasi, bukan Integrasi
Saya menegaskan, bahwa Timor Timur diinvasi oleh Indonesia pada 1975, saya sebagai warga Indonesia mengakui hal itu. Saya tidak menyetujui penggunaan kata integrasi yang tercetak di buku sejarah selama orde baru karena itu benar-benar pembodohan semata. Sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Indonesia memang bangsa yang ekspansif.
CATATAN PEMBACA LAIN. ANDA PERLU BACA RESOLUSI PBB 1941 TAHUN 1949 TENTANG MEKANISME KEMERDEKAAN DARI SUATU NEGARA PENJAJAH YAITU PORTUGAL. PORTUGAL MEMBIARKAN TIMOR TIMUR VAKUM PEMERINTAHAN SELAMA 3 BULAN (September, Oktober, Nopember). Selama itu FRETILIN membantai lebih dari 60.000 dari kelompok integrasi yg notabene adalah orang Timor Timur sendiri (ini adalah data resmi dari laporan PBB. Anda tidak bisa membantah itu). Apakah itu bukan dikategorikan genocide atau pembantaian. Dan apakah itu bukan Perang Saudara atau perang antara Saudara?http://timorlestemerdeka.wordpress.com/fretilin-dan-timor-leste/

Senin, 28 Mei 2012

with Anand Krishna

Pertemuan dengan Anand Krishna memang tak disengaja. Berawal dari sebuah  iklan dengan judul "Bedah Buku NeoSpiritual HYPNOTHERAPY" inilah seakan menghipnotis penulis untuk tidak melewatkan acara tersebut, terlebih bertemu dan bertatap muka langsung dengan sang pengarang buku merupakan pengalaman yang patut untuk diceritakan di blog ini. Acara "Bedah buku NeoSpiritual HYPNOTHERAPY" berlangsung di toko buku gramedia, jalan merdeka kota Bandung.  Acara dimulai pada pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB dan di isi dengan diskusi dan tanya jawab bersama Anand Krishna dan ibu Fanny anggriani. Para peserta yang hadir  dalam acara bedah buku ini terdiri dari berbagai macam latar belakang profesi dan agama. Mereka begitu antusias untuk mendengarkan penjelasan Anand Krishna yang dikemas sedemikian rupa sehingga tetap menarik untuk diikuti.
 Sejujurnya penulis tidak terlalu tertarik dengan hal-hal yang berbau hipnotis, tayangan di tivi dan daftar korban hipnotis yang ku baca di surat kabar atau majalah semakin menambah daftar akan ketidaksukaan  pada hal-hal yang berbau hipnotis atau magis. Tapi kali ini aku seakan telah terhipnotis oleh seorang Anand krishna. Buku "NeoSpiritual HYPNOTHERAPY" Menjadi bacaan pertamaku dalam proses pembelajaran di Tana Sunda. Buku NeoSpiritual HYPNOTHERAPY sebagaimana yang tertulis di halaman awal merupakan rangkuman dari Master-Thesis sang pengarang untuk meraih gelar Master of Metaphysical Science di University of Methaphysics, Sedona-Amerika serikat. Buku NeoSpiritual HYPNOTHERAPY sebenarnya cocok untuk mereka yang telah mempraktekkan hypnotherapy selama beberapa tahun dan "setidaknya" telah menangani puluhan kasus, termasuk untuk mereka yang sudah menjadi pelatih (hal.4). Hipnotis dan hypnotherapy merupakan hal yang baru bagi penulis, jadi bagi para pengunjung blog yang punya keahlian atau pernah terlibat langsung dengan komunitas Anand Krishna, mohon di

Selasa, 31 Januari 2012

Timor Leste Undang Sritex Tanam Modal

Xanana: Investor Indonesia Silahkan Masuk ke Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Para pengusaha Indonesia diminta untuk menanamkan invetasi ke Timor Leste. Undangan itu disampaikan Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, "Masih terbuka lebar peluang pengusaha Indonesia yang akan menanamkan investasi disegala bidang di Negara Timor Leste, kata Xanana di Sukoharjo, Sabtu, saat berkunjung ke pabrik tekstil PT Sritex Sukoharjo, Jawa Tengah.

Perdana Menteri Timor Leste seusai bertemu dengan Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto dan Presiden Komisaris PT Sritex HM Lukminto, melakukan aksi penanaman pohon jambu Desrsono di kompleks pabrik tersebut, dan terus melanjutkan peninjauan di pabrik tekstil tersebut.

Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto, mengatakan dalam pertemuan dengan Xanana Gusmao memang telah mengundang PT Sritex untuk menanamkan investasi di negara tersebut. "Kami sangat senang di undang untuk datang ke Timor Leste dan nanti akan dijajaki dulu untuk berinvestasi di negara tersebut," katanya.

"Apa yang disampai oleh Perdana Menteri Timor Leste dalam pertemuan tadi semua itu baru tawaran dan ini masih perlu dilakukan tindak lanjut dulu. Jangkauannya masih panjang, saya harus mengetahui kondisi disana secara pasti dulu baik mengenai pasar maupun lainnya," kata Iwan.http://www.republika.co.id//berita/internasional/global/12/01/28/lyi3lq-xanana-investor-indonesia-silahkan-masuk-ke-timor-leste

Xanana Gusmao Pesan Seragam Militer Timor Leste ke Sritex

SUKOHARJO - Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengunjungi persusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Textil (Sritex), Sukaharjo, Jawa Tengah.

Selain menindaklanjuti pemesanan seragam tentara dan polisi gelombang kedua, pemimpin Timor Leste itu juga mengajak pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara ini untuk berinvestasi di Timor Leste.

"Kunjungan saya ini ke pabrik tekstil Sritex untuk kembali memesan seragam Tentara dan Polisi Timor Leste,"papar Kay Rala Xanana Gusmao kepada wartawan di Sritex, Sukoharjo, Sabtu, (28/1/2012).

Kedatangannya ke Sritex, kata dia, juga untuk menjajaki kemungkinan Sritex melebarkan sayapnya dengan berinvestasi ke Timor Leste. "Perusahaan ini sangat besar. Oleh sebab itu, dalam pertemuan ini kami ingin melakukan kerjasama dengan mengajak berinventasi ke Timor Leste," kata Xanana.

Xanana Kunjungi Pabrik Tekstil Sritex

SUKOHARJO, KOMPAS.com — Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengunjungi pabrik tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/1/2012). Kunjungan tidak resminya ini untuk melihat aktivitas pabrik karena sebelum ini Timor Leste telah memesan seragam untuk angkatan daratnya dari PT Sritex.
Rencananya selain melanjutkan pemesanan, Pemerintah Timor Leste juga akan menambah pesanan untuk matra lainnya serta polisi dan pegawai negeri sipil.
”Kami juga ingin mengundang Sritex untuk menanamkan investasinya di negara kami,” kata Xananahttp://internasional.kompas.com/read/2012/01/28/15084797/Xanana.Kunjungi.Pabrik.Tekstil.Sritex

RI-Timor Leste gelar festival perbatasan

KUPANG, KOMPAS.com--Kementerian Kebudayaan Pariwisata RI bekerja sama Pemerintah Timor Leste menggelar festival budaya perbatasan di Kabupaten Atambua Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kegiatan tersebut akan diselenggarakan selama tiga hari yaitu pada 20 hingga 23 Oktober 2011," kata Direktur Promosi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI Faried Martolo di Kupang, Senin.
Dia mengatakan, sejumlah persiapan sudah dan sedang dilakukan dengan terus membangun komunikasi dengan pihak negara Timor Leste baik melalui Duta Besar Timor Leste di Jakarta juga dengan Kementerian Perdagangan dan Pariwisata Timor Leste di Dili.
"Prinsipnya dua pihak sudah setuju untuk melakukan kegiatan promosi budaya tersebut di Atamabua," kata Faried.
Dia mengatakan, tujuan dari kegiatan itu untuk kembali mempererat hubungan tali persaudaraan antarwarga di antara dua negara yang memiliki latar budaya yang sama.
Selain itu juga untuk mempromosikan potensi budaya dan pariwisata dua negera, khusunya pariwisata dan budaya NTT sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negera Timor Leste itu.
Menurut dia, sejumlah kegiatan yang akan meramaikan kegiatan festival perbatasan itu, di antaranya, konser musik yang melibatkan masing-masing negara, pagelaran seni dan buaya, festival alat musik sasando dari NTT, pemutaran film, pasar malam, pameran, kuliner dua negera serta olahraga yang akan menampilkan pertamdingan persahabatan sepak bola dua negera.
"Semua persiapan sudah dilakukan juga termasuk melakukan komunikasi denbgan sejumlah instansi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM berkaitan dengan imigrasi serta aparat keamanan," kata Faried.
Kegiatan tersebut, katanya, akan difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT dan Pemerintah Kabupaten Belu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista NTT Abraham Klakik pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan untuk mengembangkan kebudayaan dan pasriwisata di dua negara khususnya NTT karena memiliki karakteristik serta kultur budaya yang sama.
Upaya ini lanjut Klakik yang didampingi oleh staf bidang promosi Disbudpar NTT Bonafentura Rumat itu, karena kekhawatiran akan modernisasi di bidang seni yang akan berpengaruh kepada lunturnya budaya asli yang memiliki kandungan nilai seni yang sangat tinggi.
Dia berharap dengan kegiatan ini, potensi budaya, kesenian dan pariwisata di dua negera khususnya di NTT bisa menjadi bidikan bagi para pencinta seni budaya dan pariwisata dalam maupun luar negeri untuk datang dan menikmatinya.
"Itu target yang mau dikedepankan dalam kegiatan ini," kata Klakik.http://internasional.kompas.com/read/2011/09/28/15502581/RI-Timor.Leste.gelar.festival.perbatasan

Sepotong "Surga" di Tepian Batas Indonesia

KOMPAS.com - Jangan mengaku sudah menjelajahi pantai-pantai terindah di Indonesia jika Anda belum berkunjung ke Pantai Dulibala. Sepotong surga kecil di perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste itu berlokasi di Desa Elok, Kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pantai dengan keindahan warna gradasi hijau dan biru yang kontras dengan pasir putihnya ini. Penuh keelokan yang akan mengundang decak kagum dari pengunjung. Pesisir pantainya memanjang sekitar 1,5 kilometer yang dibatasi oleh perbukitan karang.
Salah satu objek yang menarik adalah perbukitan karang yang berlubang di tengahnya karena abrasi ombak sepanjang waktu. Masyarakat setempat biasa menyebutnya "batu lobang". Untuk menuju ke "batu lobang", pengunjung harus memanjat agar dapat mengitari bukit karang terjal.
Meskipun keindahannya cukup termasyhur di kalangan warga pesisir Alor Timur, pantai ini masih tergolong sangat sepi pengunjung. Hal itu disebabkan karena perjalanan menuju ke Dulibala harus melewati medan yang cukup sulit. Hanya kendaraan tertentu yang bisa sampai ke pantai ini.
Jika pengunjung berasal dari luar NTT, bisa merapat di dermaga Kalabahi atau jika menggunakan pesawat bisa mendarat di bandara Mali. Kalabahi adalah ibu kota Kabupaten Alor. Untuk menuju Kecamatan Alor Timur pengunjung harus melewati perjalanan darat selama 5 jam dengan panser atau oto penumpang hingga Desa Maritaing, ibu kota Kecamatan Alor Timur.
Dari Desa Maritaing, pengunjung masih harus melanjutkan perjalanan dengan medan perbukitan kapur yang terjal dengan motor atau mobil 4WD. Dibutuhkan sekitar 45 menit untuk mencapai Pantai Dulibala. Meskipun medan sulit, tetapi pengunjung akan termanjakan dengan pemandangan pantai dan padang ilalang di sepanjang jalan.
Medan perjalanan yang sangat sulit tersebut membuat hanya sedikit wisatawan yang mau mengunjungi objek wisata ini. Untuk menuju ke sana pun harus ada warga setempat yang menjadi pemandu perjalanan. Padahal pantai ini bisa menjadi sebuah objek wisata untuk menambah daftar kunjungan wisatawan perbatasan.
Yang lebih menarik, saat Kompas.com berkunjung ke pantai ini, warga sengaja membeli ikan langsung dari nelayan untuk dibakar di pantai. Ikan belo-belo adalah salah satu ikan khas daerah ini. Sedangkan untuk minuman, pengunjung bisa langsung mengambil dari sumur air tawar yang sangat segar dan bersih meskipun jaraknya hanya 15 meter dari pantai.
Karena jauh dari pemukiman penduduk, pantai ini juga memberikan perasaan damai dan tenang. Memberi pengunjung waktu untuk menikmati sensasi wisata perbatasan Indonesia.http://internasional.kompas.com/read/2011/09/15/09011753/Sepotong.Surga.di.Tepian.Batas.Indonesia

Neraca dengan Timor Leste Mengalami Surplus

Jakarta, Kompas - Hubungan perdagangan Indonesia dengan Timor Leste terus menunjukkan tren positif. Sejak tahun 2006, neraca perdagangan kedua negara terus naik dan Indonesia mendapatkan posisi surplus. Untuk memantapkan hubungan dagang, keduanya bersepakat meningkatkan kerja sama fasilitasi perdagangan di wilayah perbatasan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perdagangan Indonesia-Timor Leste pada tahun 2010 tercatat 176 juta dollar AS. Meski nilainya masih kecil, trennya terus naik. Selama Januari-Mei, neraca perdagangan keduanya sebesar 87,9 juta dollar AS, atau naik 39,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2010. Selama periode tersebut nilai impor tercatat 123.000 dollar AS, sementara nilai ekspor sebesar 654.000 dollar atau naik 430 persen.
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa (23/8) di Jakarta, komoditas ekspor utama Indonesia ke Timor Leste, antara lain mi instan, tembakau dan rokok, semen, dan air mineral. Untuk komoditas impor meliputi kerbau dan hewan ternak lainnya, kayu meranti, kopra, serta pasir.
Mari mengatakan, untuk menaikkan eskalasi kerja sama perdagangan, pihaknya pekan lalu telah menandatangani Letter of Intent on Border Trade in Regulated Market. Berdasarkan letter of intent tersebut, kedua negara sepakat untuk memfasilitasi kebutuhan penduduk perbatasan dengan memanfaatkan pasar di wilayah perbatasan, mengoptimalkan penggunaan Pas Lintas Batas, melaksanakan diseminasi informasi pasar perbatasan, dan secara rutin memonitor efektivitas pasar perbatasan. Pas Lintas Batas bagi warga Indonesia dan Timor Leste di sepanjang garis perbatasan kedua negara secara resmi diberlakukan pada Juli 2010. (ENY) Jakarta, Kompas - Hubungan perdagangan Indonesia dengan Timor Leste terus menunjukkan tren positif. Sejak tahun 2006, neraca perdagangan kedua negara terus naik dan Indonesia mendapatkan posisi surplus. Untuk memantapkan hubungan dagang, keduanya bersepakat meningkatkan kerja sama fasilitasi perdagangan di wilayah perbatasan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perdagangan Indonesia-Timor Leste pada tahun 2010 tercatat 176 juta dollar AS. Meski nilainya masih kecil, trennya terus naik. Selama Januari-Mei, neraca perdagangan keduanya sebesar 87,9 juta dollar AS, atau naik 39,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2010. Selama periode tersebut nilai impor tercatat 123.000 dollar AS, sementara nilai ekspor sebesar 654.000 dollar atau naik 430 persen. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa (23/8) di Jakarta, komoditas ekspor utama Indonesia ke Timor Leste, antara lain mi instan, tembakau dan rokok, semen, dan air mineral. Untuk komoditas impor meliputi kerbau dan hewan ternak lainnya, kayu meranti, kopra, serta pasir. Mari mengatakan, untuk menaikkan eskalasi kerja sama perdagangan, pihaknya pekan lalu telah menandatangani Letter of Intent on Border Trade in Regulated Market. Berdasarkan letter of intent tersebut, kedua negara sepakat untuk memfasilitasi kebutuhan penduduk perbatasan dengan memanfaatkan pasar di wilayah perbatasan, mengoptimalkan penggunaan Pas Lintas Batas, melaksanakan diseminasi informasi pasar perbatasan, dan secara rutin memonitor efektivitas pasar perbatasan. Pas Lintas Batas bagi warga Indonesia dan Timor Leste di sepanjang garis perbatasan kedua negara secara resmi diberlakukan pada Juli 2010. (ENY)

Polisi PBB Tewas Tenggelam di Perairan Timor Leste

ATAMBUA, KOMPAS.com - Seorang anggota polisi PBB asal Pakistan Letnan Kamran Khan yang sehari hari bergabung dalam tim Satgas Pengaman Perbatasan Timor Leste - Nusa Tenggara Timur, Kamis (1/9/2011) pagi tewas setelah tenggelam di perairan pantai di sekitar Mota Ain. Lokasi musibah itu masuk wilayah Timor Leste.                 
Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Hukum dan HAM NTT, Ramlee Siahaan, Jumat (2/9/2011) jelang malam mengakui, korban adalah satu dari 13 anggota polisi PBB. Mereka, Kamis pagi sempat berhubungan dengan Wijai Umar, petugas Imigrasi Atambua, NTT, di Mota Ain, pintu utama perlintasan NTT - Timor Leste atau sebaliknya.
Maksud kedatangan belasan polisi PBB itu meminta izin petugas Imigrasi Atambua di Mota Ain agar mereka bhsa mandi mandi sambil rekreasi di perairan pantai sekitar Mota Ain wilayah NTT. Namun permintaan itu ditolak karena mereka tidak membawa serta dokumen lengkap.               
Karena pemintaan ditolak, korban bersama 12 rekannya mundur dan memarkir dua mobil tumpangan mereka di Batugade, Timor Leste, tidak jauh dari tapal batas Mota Ain.
"Mereka tetap meneruskan niatnya mandi mandi di pantai, namun di perairan wilayah Timor Leste di sekitar tapal batas itu," tutur Ramlee Siahaan setelah memperoleh penjelasan dari petugas lapangannya, Wijai Umar.

Panglima Militer Timor Leste Mundur

DILI, KOMPAS.com - Panglima militer Timor Leste, Taur Matan Ruak, mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (2/9/2011), kata seorang pejabat senior, menjelang pemilihan presiden tahun depan di mana ia diduga kuat akan ikut mencalonkan diri.
Wakil Perdana Menteri Jose Luis Guterres mengatakan, Mayjen Ruak mengajukan surat pengunduran diri sebagai panglima angkatan bersenjata negara itu kepada kabinet, yang bersidang di ibu kota Dili. "Surat itu telah diterima pemerintah," katanya tanpa menjelaskan lebih jauh mengenai alasan-alasan Ruak mundur.
Veteran perjuangan perlawanan Timor Leste menghadapi Indonesia itu dilaporkan akan mmpersiapkan diri untuk ikut dalam pemilihan presiden Maret mendatang, menghadapi pemimpin sekarang Jose Ramos-Horta. Horta, peraih Nobel Perdamaian, belum mengumumkan secara terbuka ia akan mencalonkan diri kembali bagi pemilihan presiden, tetapi Guterres mengatakan dalam beberapa bulan belakangan ini "sangat jelas" bahwa ia berniat untuk mencalonkan diri kembali bagi pemilihan presiden itu.
Pada Agustus, Timor Leste secara resmi membubarkan milisi Falintil yang pro-kemerdekaan, yang berperang menghadapi pasukan Indonesia selama lebih dari lebih dari dua dasa warsa. Timor Leste menjadi sebuah negara merdeka penuh tahun 2002. http://internasional.kompas.com/read/2011/09/02/15372245/Panglima.Militer.Timor.Leste.Mundur

Berubah Sikap, Horta Jadi Capres Timor Leste

VIVAnews - Setelah sempat mengumumkan tidak akan kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum di Timor Leste tahun ini, Presiden Ramos Horta berubah pikiran. Ia memutuskan untuk menjadi salah satu kandidat Presiden pada pemilu 17 Maret mendatang.
Menurut ABC News, Selasa 31 Januari 2012, Horta mengumumkan pencalonannya kembali lewat situs resmi kepresidenan. Dia juga mengaku berubah pikiran setelah menerima petisi lebih dari 100 ribu orang yang memintanya kembali memimpin.

Dalam bursa pilpres mendatang, pria yang memerintah sejak 2007 ini akan berhadapan dengan sembilan kandidat lainnya. Pemimpin kaum oposisi Francisco 'Lu Olo' Guterres dan mantan kepala angkatan bersenjata Taur Matar Ruak adalah beberapa saingan kuatnya.

Sebuah sumber yang dekat dengan Horta menyebutkan, keikutsertaan peraih Nobel Perdamaian 1996 ini dalam bursa pilpres akan membuat suara Fretilin terpecah karena terbagi untuk Horta dan Guterres.

Ramos Horta Maju ke Pilpres 2012

DILI, KOMPAS.com — Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta akan mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang, demikian istana kepresidenan mengumumkan, Selasa (31/1/2012).

"Pemenang Nobel Perdamaian Jose Ramos Horta mengumumkan hari ini bahwa dia akan mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden Timor Leste pada 17 Maret," demikian pengumuman yang bisa dibaca di laman resmi presiden.

Sekitar 10 kandidat presiden akan bertarung dalam pilpres tahun ini, termasuk tokoh oposisi Francisco "Lu Olo" Guterres dan mantan panglima angkatan bersenjata Mayor Jenderal Taur Matar Ruak.

Banyak pengamat memprediksi pilpres kali ini akan menjadi pertarungan antara tiga kandidat terkuat, yakni Horta sebagai calon petahana (incumbent), Lu Olo, dan Ruak. Pilpres ini akan digelar saat pasukan perdamaian PBB bersiap meninggalkan negeri yang merdeka dari Indonesia pada 1999 itu.

Pada 2007, Horta maju sebagai calon independen, tetapi mendapat dukungan dari Perdana Menteri Xanana Gusmao dan Partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Timur (CNRT). Ketika itu, Horta merebut 69 persen suara dan mengalahkan Lu Olo dalam pemilihan umum yang berlangsung dua putaraSebelumnya, Horta yang menerima Nobel Perdamaian bersama Uskup Timor Timur Carlos Felipe Ximenes Belo berkali-kali membantah akan maju lagi dalam pilpres.

Ramos Horta Akan Ikut Pemilihan Presiden Timor Leste

Dili - Presiden Timor Leste Ramos-Horta akan berusaha untuk masa jabatan keduanya dalam pemilihan umum Maret 2012, demikian pernyataan kantornya, Selasa (31/1), saat negara itu menyelenggarakan pemilihan umum untuk pertama kali sejak usaha pembunuhan terhadap dirinya.

Pemilihan umum itu, kedua setelah Timor Leste merdeka, diselenggarakan pada saat memperingati 10 tahun kemerdekaan dan kekhawatiran muncul bahwa stabilitas negara yang kaya minyak itu dapat diuji.

Sekitar 10 kandidat presiden akan ikut bertarung termasuk dari oposisi Francisco "Lu Olo" Guterres dan mantan panglima angkatan bersenjata Mayjen Taur Matar Ruak.

Orang-orang dalam mengatakan pemilihan umum itu akan menjadi pertarungan tiga kandidat Ramos Horta, 63 tahun , Lu Olo dan Ruak.

Minggu, 29 Januari 2012

Jornalista Livre Atu Halo Kobertura Maibe Tenke Hatama Pedidu Ba STAE

Dili-MLP,Média Inprensa ne’ebé agora dadaun ejisti iha Timor Leste relasiona ho Eleisaun Jeral Presidensial no Parlametar Jornalista sira livre atu tuir Eleisaun iha fatin ne’ebé deit mak STAE determina miabe atu asesu iha fatin ne’ebe deit tenke hatama pedido ba STAE.
Tuir Direitur STAE, Tomas Cabral hateten katak hahu agora Departamentu Média Informasaun fo ona kredensial ba média hotu-hotu atu bele hatama pedido hodi livre atu halo Kobertura iha fatin ne’ebé deit mak Joralista sira atu halo Kobertura.
“Media hotu-hotu ne’ebe ejisti ona iha Timor Leste atu bele hatama pedido atu nune bele hetan keredensial husi ESTAE atu nune jornalista sira bele asesu iha fatin ne’ebe deit mak iha Centru Votasaun atu nune jornalista sira bele halo Kobertura”dehan Tomas Cabaral iha nian Knar fatin Caicoli Sexta (27/01)
Nan mos informa tan katak banhira media sira seidauk hatama pedido hodi hetan Kredensial husi STAE ne’e sei hetan impedemntu ba jornalista sira atu halo kobertura tamba kodigu konduta ba media ne’e iha tia ona,aprova husi Comisaun Nasional da Eleisaoens (CNE)
“Media hotu-hotu tenke hatama pedido atu nune bele hetan Kredensial husi STAE atu nune jornailsita sira bele halo kobertura iha Eleisaun se lae sei hetan impedementu tamba kodigu Konduta ba media ne’e iha tea ona,aprova husi CNE”dehan nian.

CNRT Kaer Ukun Sei Fo Preriodade Ba Juventude Sira.

Dili MLP: Partidu CNRT preve ona programa ba juventude ho labarik bainhira hetan fiar husi povu atu kaer governu iha 2012-2017. Lia fuan hirak ne’e hasai husi Prezidente CNRT Xanana Gusmão iha Sentru KonvenSaun   Dili (CCD) iha loron Domingu (8/1) foin dadaun ne’e.
Perzidente Partidu CNRT  afirma katak, husi sensus 2010 hatudo katak populasaun jovem barak tebes, tanba ne mak governu se se deit preciza prepara metas hodi hare labarik ho jovem sira nia future. “CNRT iha programa konkreto hodi fo edukasaun, kapasitasaun hodi prepara labarik ho jovem sira ba aban bainrua. Ita lakohi ita nia oan sira ho future gerasaun kruza liman hodi tur iha dalan ninin la halo buat ida” tenik Xanana Gusmão.
Iha sesaun ba programa governu 2012-2017 durante Konferénsia Nasional CNRT nian, Komisaun B ne’ebé elabora assunto né hatudu momos programas nebe abranze hosi edukasaun infantile to prepara jovem sira ba kampo de trabalho. Maske programa ne detalhado ba jovem ho labarik né maibe komissaun B lakohi divulga sai, tanba sira sei elabora liu tan no so sei fo sai iha eleisaun kampaña 2012.

Kongratula IV Governu Konstitusional Konaba Kresimentu Seitor Privadu Iha Timor-Leste

Partido CNRT hakarak kongratula IV Governu Con­stitucional liderado husi Prezidente Partido CNRT Kay Rala Xanana Gusmao, ne’ebe mos asumikargu nudar Primeiro Ministro da RDTL.
Governu ne’e esforsa a’an maka’as hodi halo dezen­volvimentu iha seitor hotu-hotu. Iha seitor publiku nian, kresimentu ne’ebe diak komessa hari’i no hametin konfiansa povu nian ba Estado ho Governu atu lori mandatu ne’ebe hetan iha 2007 too 2012.
CNRT nota katak governu esforsa maka’as atu kria kondisoens favorável ba seitor privadu hodi no esforsu ne’e produz ona fuan ne’ebe reflete iha estatístika ne’ebe iha.
Tuir nota da imprensa ne’ebe fo sai husi Sekretario Estado do Conselho de Ministro “Governu nia polítika iha objetivo rua: atu despolítiza no implementa planu ida ke igual konaba projektu ho eskala bo’ot ne’ebe inklui no envolve Timor-oan hodi mobiliza seitor privadu; fortifika ema sira no koperativas liu husi promosaun empresarius ki’ik sira.”
Tuir CNRT ne’e hatudu katak Governu konsidera seitor privadu iha Timor-Leste ne’e importante atu dezen­volve rai ida ne’e.
Tuir Relatóriu Doing Business husi Banku Mundial ba 2010, sucesu ne’e mak rejime fiskál foun ne’ebé hetan ona klasifikasaun entre grupus ruanulu (20) ne’ebé di’ak liu iha mundu, no tuir klasifikasaun global muda husi pozisaun 750 ba 19.0

Reseita Taxa Doméstiku saé ba $ 2.787M iha 3º Trimestre 2009 kompara ho $2.76M iha Trimestre hanesan iha 2008.
I ha períodu hanesan, receitas husi alfándega sa’e ba $4.98M husi $4.55M iha trimestre hanesan. Kresimentus ne’e sa’e aas maski governu hatama tiha ona reforma sistema im­posto foun hodi hatún taixa hatudu katak iha ona sistemas ne’ebé kapás liu iha sektor privadu.
Iha 2008, Governu aumenta tiha ona despesas kapi­tal dezenvolvimentu 654% husi 2006/2007 prevé alokasaun orsamentu atu konstroe fali infrastrutura nasionál, distritos no komunidades sira hodi fó apoiu ba seitor privadu bele dezen­volve-an.
Ho planu orsamental iha 2010 ne’ebe tau ona verba ida ho montante Dolares Amerikanu miliaun $217 ba infra­strutura, partido CNRT espera katak sei bele suporta pro­grama servisus públikus inklui pontes, bé, edukasaun, pro­jektus saúde no estradas ho estimasaun 3,000 kílometrus estradas rurais, 1 0 kílometrus ba estradas nasionál, no 100 kílometrus ba estradas urbanas, tantu loke estradas foun ou
Reiner Venghaus husi Grupos Banku Mundial ba Koor­porasaun Finansa Internasionál hateten “tuir prevesaun krize ekonómiku global, hakma’an taxa no prosesus conformidades ne­gosius nian refleta ka hatudu duni Governu Timor-Leste ninia ko­metimentu atu hadía kondisaun seitor privadu ne’ebé agora hala’o hela daudaun.”
Indikadores estatistikus konaba dezenvolvimentu 2008/2009:
  • Rejistrasaun hotelaria 6 iha 2007 sae ba 66 iha 2008, fó servisus ba ema nain 600;
  • Rejistrasaun restaurante 2 iha 2007 sae ba 134 iha 2008. Ida ne’e inklue mós fatin deskansas ba bainaka sira iha áreas rurais ne’ebé kria servisus ba ema 1,500;
  • Kompanhias ne’ebé rejistu 171 iha (2007), 850 (2008), i949 (2009);
  • Negosius kiik sira rejistu 1,212 (2007), 3,271 (2008), no 1,961 (2009);
  • Iha 2007 kuantidades negosius temi iha leten fó ona servisu ba Timor-oan 343 no estranjéirus 32, iha 2008 ema railaran 378 no 61 estranjéirus, iha 2009 ema railaran 6392 i estranjéirus 596;
  • Kuantidade turista mai Timor-Leste kontribui ona kresimentu ekonomia, iha 2006: 11,878, iha 2007: 12,980, iha 2008: 18,905;

Timor Leste Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 13%

DEPOK - Pemerintah negara Timor Leste optimistis akan kembali meraih pertumbuhan ekonomi yang siginifikan di 2011 dengan meningkatkan sumber daya alam dan manusia negara tersebut. Pemerintah Timor Leste mengklaim periode 2009-2010 pertumbuhan ekonomi negara tersebut berhasil menduduki peringkat sepuluh besar dunia dengan hampir mencapai 13 persen.
Menteri Ekonomi Pembangunan Timor Leste Joao Mendes Goncalvez mengatakan tahun ini pertumbuhan ekonomi masih terus berjalan, namun pihaknya tetap yakin akan meraih pertumbuhan ekonomi yang sama di 2009-2010. Hal itu, kata dia, dengan terus mengembangkan sektor swasta, agrebisnis, serta campur tangan investor negara lain.

"Timor Leste negara yang kaya, kami terus meningkatkan kerja sama kakak dan adik dengan Indonesia. Kita yakin secara bersama dapat menciptakan strategi pembangunan ekonomi yang saling menguntungkan, dengan sumber daya alam industri kami butuh beberapa perusahaan bagi kami untuk mendukung perekonomian, tahun ini pertumbuhan ekonomi masih berjalan tapi kami yakin bisa jadi yang terbesar lagi,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Depok, dikutip dalam naskah pidato, Rabu (23/3/2011).
Pemerintah Timor Leste juga terus berkomitmen untuk menurunkan angka kemiskinan. Dalam tiga tahun terakhir, kata Goncalves, pihaknya telah mengurangi kemiskinan sebanyak sepuluh persenhttp://www.partidocnrt.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=45&Itemid=176

Sabtu, 28 Januari 2012

Lospalos: Indonesia Siap Ekspor Senjata ke Timor Leste

Lospalos: Indonesia Siap Ekspor Senjata ke Timor Leste: VIVAnews - Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Timor Leste bersepakat menandatangani kerjasama di beberapa bidang. Ada lima kerjasa...

Indonesia Siap Ekspor Senjata ke Timor Leste

VIVAnews - Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Timor Leste bersepakat menandatangani kerjasama di beberapa bidang. Ada lima kerjasama yang disepakati kedua negara. Salah satunya bidang pertahanan.

Kerjasama itu ditandatangani setelah pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 22 Maret 2011.

Salah satu nota kesepahaman itu adalah Indonesia menyambut baik keinginan Timor Leste membeli senjata. "Pemerintah Indonesia bersedia memberikan kredit ekspor," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah.

Selain itu, untuk bidang Politik, kata Faiza, kedua kepala negara membahas penyelesaikan masalah perbatasan, dan bagaimana mengelolanya. Untuk kerjasama di bidang ekonomi, lebih fokus pada pembangunan infrastruktur.

Perundingan Perbatasan RI-Timor Leste Alot

VIVAnews - Perundingan tiga segmen perbatasan yang masih disengketakan antara delegasi Indonesia dan Timor Leste hingga kini belum membuahkan hasil. Padahal, sudah 23 kali dilakukan pembicaraan. Gagalnya kesepakan antara lain diduga disebabkan karena selama ini kurang melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.

Menurut Danrem 161 Wirasakti/Kupang Kolonel Arth. I Dewa Ketut Siangan perundingan ke-24 akan dilangsungkan di Batugede, Distrik Bobonari, pertengahan November mendatang.
Tiga segmen yang masih disengketakan yakni Naktuka, Oepoli, Kabupaten Kupang, dan Distrik Oecusi, Bijael Sunan (Oben), antara Kabupaten Timor Tengah Utara dan Distrik Oecusi serta Memo di perbatasan Kabupaten Belu dan Bobonaro-Timor Leste.

Dari ketiga segmen tersebut, yang paling banyak mendapat sorotan adalah Naktuka, karena Timor Leste telah menempatkan 44 keluarga di lokasi sengketa tersebut.

Timor Leste Undang Sritex Tanam Modal

IVAnews - Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, mengunjungi persusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) di Sukoharjo. Selain memesan seragam militer, Xanana juga mengajak Sritex untuk berinvestasi di Timor Leste.

"Kunjungan ke Sritex untuk mengorder seragam polisi dan tentara kami," kata Xanana Gusmao kepada wartawan di Sritex, Sukoharjo, Sabtu, 28 Januari 2012.

Selain melakukan pemesanan seragam, Xanana juga mengatakan bahwa kedatangannya untuk berkenalan dan melakukan pertemuan dengan pimpinan Sritex.

"Perusahaan ini sangat besar. Oleh sebab itu, dalam pertemuan ini kami ingin melakukan kerjasama dengan mengajak berinventasi ke Timor Leste," kata Xanana.
Jajaki Dulu
Presiden Direktur PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, menyambut baik ajakan tersebut. "Pak Xanana memang sudah mengundang untuk investasi ke Timor Leste. Kami akan jajaki dulu," ujar dia