Sabtu, 23 Februari 2013

Ramos Horta Bela Warga Rohingya


DILI - Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta dan seorang bankir ternama dari Bangladesh, Muhammed Yunus, mengutarakan pembelaannya terhadap etnis Rohingya di Myanmar. Kedua Peraih Nobel Perdamaian itu menepis klaim yang menyebutkan, Rohingya adalah imigran gelap.
“Ada buktinya bahwa Rohingya sudah ada di Myanmar sejak Abad ke-8. Tidak dapat dibantah, komunitas Muslim itu sudah ada di Arakan sejak dulu. Mereka adalah keturunan etnis Benggala yang bermigrasi ke Arakan di era penjajahan,” ujar kedua tokoh itu, dalam tulisannya di Huffington Post, Jumat (22/2/2013).
“Warga minoritas Rohingya terus menderita akibat penyiksaan itu, lebih dari 1.000 warga Rohingya dibunuh dan ratusan lainnya diusir dari rumahnya dalam beberapa bulan,” tambahnya
.
Horta dan Yunus turut mengkritisi kebijakan Pemerintah Myanmar pada 1982 mengenai isu kewarganegaraan. Lewat Undang-Undang Kewarganegaraan itu, warga Rohingya sama sekali tidak diakui sebagai warga Myanmar. Mereka juga mengecam larangan yang diberlakukan Myanmar terhadap Rohingya terkait hak bepergian, menikah, dan memiliki keturunan.
Kedua Peraih Nobel Perdamaian itu menyuarakan pembelaannya dengan lantang terhadap warga minoritas yang umumnya beragama Islam itu. Ucapan mereka jelas bertolak belakang dengan Aung San Suu Kyi yang juga mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.
Pada saat yang sama, Wakil Menteri Imigrasi dan Populasi Myanmar Kyaw Kyaw Win ikut berkomentar mengenai Rohingya di kantor Parlemen Myanmar. Menurut Win, tidak ada etnis yang bernama “Rohingya”http://timoroman.com/ramos-horta-bela-warga-rohingya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar