Rabu, 28 Desember 2011

Timor Leste resmi ajukan diri masuk ASEAN

DILI - Timor Leste secara resmi akan mengajukan permohonannya sebagai anggota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjadi anggota baru di organisasi regional tersebut, kata menteri urusan luar negeri Timor Leste, Zacarias da Costa, pagi ini.

Menteri Zacarias mengatakan ia telah mendiskusikan masalah tersebut dengan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao baru-baru ini.

"Saya dan Bapak Presiden bersama Bapak Perdana Menteri telah membicarakan masalah itu dan akan menggunakan kesempatan untuk mengajukan permohonan," katanya.

"Presiden sendiri yang akan membuat surat permohonan tersebut dan mengajukannnya lewat Presiden Indonesia bahwa Timor Leste ingin secara resmi menjadi anggota ASEAN," kata Menteri Zacarias seperti dikutip jaringan berita "Timornewsline".

Menteri itu menambahkan bahwa setelah mengajukan permohonan tersebut, Timor Leste akan menunggu keputusan yang akan diambil oleh ASEAN.

Pada Mei silam, Presiden Timor Leste Ramos Horta mengatakan negaranya telah mendapat banyak dukungan untuk bergabung dalam ASEAN pada 2012.

Dalam konferensi pers di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Dili, setiba dari kunjungan ke sejumlah negara ASEAN, Horta ketika itu mengatakan ia telah mengantongi dukungan dari Vietnam, Thailand, Kamboja dan Singapura untuk bergabung dengan ASEAN pada 2012.

"Saya baru saja bertemu dengan para perdana menteri dan menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN tersebut yang telah menyatakan bahwa mereka mendukung seratus persen masuknya Timor Leste ke organisasi regional itu," kata Horta.

Menurut dia, sebelum dukungan yang dijanjikan oleh empat negara ASEAN itu, Timor Leste telah mengantongi dukungan dari Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Filipina. Ramos Horta mengatakan dengan masuknya Timor Leste ke ASEAN, maka usaha untuk meningkatkan pembangunan di sektor ekonomi, perdagangan, pertanian dan sumber daya manusia akan cepat tercapai di negara itu.http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=133991:timor-leste-resmi-ajukan-diri-masuk-asean&catid=16:internasional&Itemid=29

RI dan Portugal ingin Timor Leste masuk ASEAN

JAKARTA  – Portugal dan Indonesia berharap negara muda yang pernah menjadi bagian kedaulatan mereka, Timor Leste, segera menjadi anggota penuh ASEAN.

Keanggotaan Timor Leste di Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara itu bisa membuat kemitraan antar tiga negara tersebut menjadi kian erat.

Hal itu disampaikan  menteri luar negeri (Menlu) Indonesia, Marty Natalegawa, bersama dengan tamunya dari Portugal, Menlu Luis Filipe Marques Amado, usai melakukan pertemuan di Jakarta, siang ini.

“ Kami yakin bisa mendorong kontribusi Indonesia dan Portugal untuk pembangunan Timor Leste dan mendorong peran Timor Leste kancah internasional,” kata Amado.

“Kami ingin bekerja sama dalam basis hubungan bilateral dan setara dengan Timor Leste, sehingga dalam waktu dekat kita bisa melihat Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN dengan kapasitas untuk berperan juga di pengembangan hubungan bilateral kami,” ujar Amado, yang baru pertama kali berkunjung ke Indonesia.

Sedangkan Natalegawa mengatakan bahwa Indonesia dan Portugal memiliki hubungan khusus dengan Timor Leste. Negara yang baru merdeka pada 2002 itu sekian ratus tahun pernah menjadi koloni Portugal dan kemudian, sejak 1976, menjadi provinsi ke-27 di Indonesia selama 23 tahun.

Pada 1999, melalui referendum yang difasilitasi Perserikatan Bangsa-bangsa, mayoritas rakyat Timor Leste memilih berpisah dari Indonesia untuk menjadi negara yang mandiri. Kini, menurut Natalegawa, baik Indonesia dan Portugal sama-sama berkomitmen untuk membantu pembangunan di Timor Leste. 

“Kami sangat berupaya agar tiga negara berdaulat ini bisa bekerja sama dalam menghadapi isu-isu regional dan global serta saling membantu dalam kemitraan dalam agenda pembangunan (Timor Leste),” lanjut Natalegawa.

Kunjungan Amado ini merupakan yang pertama dilakukan pejabat tinggi Portugal dalam sepuluh tahun terakhir. Kedua menteri menyepakati sebuah nota kesepahaman (MoU) mengenai peningkatan hubungan bilateral yang lebih sistematik dan reguler.

Xanana ajak pengusaha Indonesia investasi ke Timor Leste

KUPANG - Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengajak pengusaha Indonesia untuk menanamkan investasinya di negara tersebut untuk memperkokoh hubungan bilateral kedua negara di bidang ekonomi dan perdagangan.

"Kalau Philipina, Jepang, China dan negara-negara lain di kawasan Asia Pacific yang letaknya jauh dari Timor Leste, saat ini terus berusaha untuk menanamkan modalnya di negara baru itu, mengapa Indonesia negara tetangga terdekat tidak tertarik melakukan hal yang sama di Timor Leste," kata Xanana hari ini.

Ajakan Xanana itu terungkap ketika menyempatkan diri melakukan pertemuan bersama pengusaha asal Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, sebelum melanjutkan perjalannnya dari Oecusse Distric Ambeno menuju Dili Timor Leste.

Timor-Leste Menapak Hari Depan yang Cerah oleh Parlin Pakpahan

Tak terasa perjalanan Timor-Leste sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat telah berjalan kurang-lebih 1 dasawarsa. Di awal kemerdekaannya tak lama setelah Referendum Timtim tahun 1999, banyak pengamat yg memprediksi betapa Negara muda ini nanti akan kelabakan *sendiri menghadapi masalah internal yang sungguh tak mudah diatasi oleh para pemimpin Timor-Leste.
Mereka para pengamat itu lupa bahwa kemerdekaan sebuah negara bukanlah permainan sulap ala Dedi Corbuzier. Kemerdekaan itu sangatlah mahal. Pencapaiannya butuh waktu yang panjang dan butuh pengorbanan dari segenap komponen bangsa. Tak heran Bung Karno menerjemahkannya sebagai Jembatan Emas. Dan untuk Timor-Leste sejarah mencatat betapa besar dan mahal pengorbanan rakyat Timor-Leste dalam mencapai kemerdekaan itu. Dan bersyukurlah Timor-Leste di bawah kepemimpinan Kayrala Xanana Gusmao berhasil melalui semuanya itu dengan gemilang.
Sekarang sudah semakin jelas bahwa kemajuan sebuah negara tidaklah ditentukan oleh seberapa besar wilayah negara yang bersangkutan. Seperti halnya Timor-Leste yang di atas peta bumi hanyalah seluas kuranglebih 14 ribuan Km2. Juga kemajuan sebuah negara itu tidak pula ditentukan seberapa hebat rencana pembangunan nasional dituangkan di atas kertas perencanaan. Kemajuan sebuah negara itu terbukti hanya bisa dicapai apabila Founding Fathers konsisten dengan Moralitas Perjuangan itu sendiri.

Jumat, 23 Desember 2011

Atasi Kemiskinan, Timor Leste Bangun 55 Ribu Rumah

DEPOK - Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menargetkan hingga tahun 2015 pemerintahannya sudah menyelesaikan pembangunan puluhan ribu rumah bagi warga miskin. Hal itu sebagai salah satu langkah negara tersebut untuk mengurangi kemiskinan.

Sedikitnya 55 ribu rumah layak huni tengah dibangun dan ditargetkan selesai pada tahun 2015. Tentunya dengan fasilitas air dan sanitasi yang baik.

"Ini untuk mengurangi kemiskinan, mulai tahun ini kami mulai bangun rumah di tiap kecamatan bagi masyarakat kelas bawah, denan menyediakan akses transportasi, kesehatan, dan pendidikan," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Selasa sore (22/03/11).

Xanana juga berjanji akan terus meningkatkan pelayanan publik. Tak hanya itu, ia mengklaim akan terus menciptakan pemerintahan yang baik dan transparan dengan menyediakan website portal transparan untuk dapat diakses masyarakat.

RI Siap-Siap Garap Proyek Infrastruktur Timor Leste

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan penjajakan kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur dengan Timor Leste. Kementerian PU telah melakukan kunjungan langsung ke Dili dan menyepakati penandatangan kerja sama dalam dua bulan ke depan.

”Naskah perjanjian sudah siap dan tinggal ditandatangani. Ada sedikit yang diubah namun tidak akan mengurangi substansinya,” kata Kepala Badan Pembinaan Konstruksi (BPK) Kementerian PU Bambang Goeritno di Jakarta belum lama ini.

Bambang mengatakan, ada 12 butir kesepakatan dalam perjanjian yang akan ditandatangani, di antaranya mencakup bidang jalan dan jembatan, air bersih dan sanitasi,perumahan,serta sumber daya air. Namun, imbuh dia, dari semua kerja sama itu, masalah peningkatan sumber daya manusia untuk dilatih dan didik menjadi pekerja konstruksi menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan.

Bambang menambahkan,Timor Leste merupakan negara tetangga yang tengah berbenah diri membangun berbagai infrastruktur yang kondisinya saat ini masih sangan minim.Karena itu,peluang bagi kontraktor nasional untuk berkiprah di negara itu cukup besar.

Timor Putra Nasional Masih Punya Utang Rp2,3 T

JAKARTA - Masih ingat dengan perusahaan PT Timor Putra Nasional (PT TPN) milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto? Walau kini perusahaannya sudah tidak memproduksi mobil merek Timor, tapi ternyata perusahaan tersebut masih membukukan utang kepada negara hingga Rp2,374 triliun. Pemerintah pun kini mendesak untuk yang harus segera diselesaikan.

Demikian disampaikan oleh Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Keuangan Harry Z Soeratin, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (19/4/2010).

Adapun kronologis asal usul utang tersebut bermula pada PT TPN memperoleh fasilitas kredit dari Bank Bumi Daya (sekarang Bank Mandiri) dengan jaminan kredit antara lain dana rekening giro  dan rekening deposito atas nama PT TPN pada Bank Bumi Daya.

Namun karena utang TPN tersebut macet, maka pada 31 Maret 1999 utang PT TPN tersebut telah dialihkan oleh Bank Bumi Daya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dan pada 30 April 2003, BPPN menjual dan mengalihkan utang PT TPN kepada PT Vista Bella Pratama (PT VBP).

Menkeu Cairkan Rekening Timor Putra Nasional Rp1,2 T

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani memerintahkan kepada Bank Mandiri untuk mencairkan rekening jaminan kredit PT Timor Putra Nasional (TPN) senilai Rp1,225 triliun.

Jaminan kredit itu berupa rekening deposito, giro, dan lainnya. Sebagaimana tercantum dalam pembukuan Bank Mandiri, rekening itu merupakan pengalihan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang saat ini berada di bawah kendali Menteri Keuangan. Karena BPPN sudah dibubarkan.

"Demi kepentingan mengamankan keuangan negara, pencairan dilakukan pada 27 Agustus 2008," ujar Menkeu Sri Mulyani, di Jakarta, Jumat (29/8/2008).

Pencairan dana tersebut dilakukan karena jaminan kredit tidak termasuk yang dialihkan kepada pembeli piutang. "Jadi waktu itu ketika kredit macet, utang-utangnya kepada bank-bank pemerintah tidak dibayar," ujarnya.

Maka BPPN mengambil seluruh aset dari TPN, dan kemudian dijual pada pihak ketiga, yakni PT Vista Bella Pratama seharga USD445 miliar. "Tidak logis kalau BPPN menjual sebesar USD445 miliar. Dana itu termasuk di dalamnya rekening yang senilai Rp1,225 triliun," ujarnya.

Kemudian, lanjut Sri Mulyani, setelah KPK melakukan penelitian, ternyata di dalam transaksi tersebut ditemukan benturan kepentingan. Adapun pihak Vista Bella Pratama masih memiliki hubungan keterkaitan dengan TPN.

Depkeu Akan Lawan Putusan Pengembalian Aset Timor

JAKARTA - Departemen Keuangan melakukan perlawanan (verzet) atas peringatan pengadilan untuk mengembalikan uang negara sebesar Rp1,2 triliun kepada Timor Putra Nasional (TPN).

Ini merespons surat peringatan (aamaning) yang diterbitkan PN Jakarta Selatan, Rabu pekan ini, agar uang itu dikembalikan, maksimal pada 27 November 2008 mendatang.

"Kita lakukan perlawanan atau verzet," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Depkeu Hadiyanto, di Gedung E, Kantor Depkeu Jakarta, Jumat (21/11/2008) sore.

Uang sengketa itu awalnya tersimpan di Bank Mandiri terdiri dari USD3.974,94 dan Rp1,027 triliun, dan telah diambil alih ke kas Bendaharan Umum Negara, pada Agustus 2008. Penarikan itu dilakukan Depkeu meski saat itu belum ada keputusan MA mengenai kasasi TPN yang mengklaim dana itu miliknya.

"Aset negara sudah ada di Menkeu, jadi tidak ada keraguan pemerintah untuk mengamankan itu," kata Hadiyanto.

2011, Timor Leste Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 13%

DEPOK - Pemerintah negara Timor Leste optimistis akan kembali meraih pertumbuhan ekonomi yang siginifikan di 2011 dengan meningkatkan sumber daya alam dan manusia negara tersebut.

Pemerintah Timor Leste mengklaim periode 2009-2010 pertumbuhan ekonomi negara tersebut berhasil menduduki peringkat sepuluh besar dunia dengan hampir mencapai 13 persen.

Menteri Ekonomi Pembangunan Timor Leste Joao Mendes Goncalvez mengatakan tahun ini pertumbuhan ekonomi masih terus berjalan, namun pihaknya tetap yakin akan meraih pertumbuhan ekonomi yang sama di 2009-2010. Hal itu, kata dia, dengan terus mengembangkan sektor swasta, agrebisnis, serta campur tangan investor negara lain.

"Timor Leste negara yang kaya, kami terus meningkatkan kerja sama kakak dan adik dengan Indonesia. Kita yakin secara bersama dapat menciptakan strategi pembangunan ekonomi yang saling menguntungkan, dengan sumber daya alam industri kami butuh beberapa perusahaan bagi kami untuk mendukung perekonomian, tahun ini pertumbuhan ekonomi masih berjalan tapi kami yakin bisa jadi yang terbesar lagi,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Depok, dikutip dalam naskah pidato, Rabu (23/3/2011).